Kesulitan
bagi pengguna awam di Linux adalah cara menginstal software, salah
satunya. Sebagian besar pengguna lebih familiar dengan skema instalasi
Windows. Dan tentunya sangat terbiasa menggunakan software yang dibuat
khusus untuk Windows. Bagaimanapun mudahnya Linux kini, apalagi dengan
dekstop seperti KDE, tetap saja lebih mudah menjalankan aplikasi Windows
daripada Linux. Masalahnya sekarang, bagaimana dengan Anda yang ingin
menjalankan aplikasi Windows, tetapi tetap memakai Linux? Jawabannya
adalah menggunakan compatibility layer, dan yang terbaik adalah Wine.
Apa Itu Wine?
Sebelumnya
mari kita bahas apa itu Wine. Wine adalah sebuah software yang
memungkinkan menjalankan program Windows pada sistem operasi Unix-like
di arsitektur x86 apapun, terutama Linux. Wine juga menyediakan sebuah
software library yang dikenal sebagai Winelib yang dapat membantu developer meng-compileaplikasi Windows dan mem-port nya ke sistem Unix-like. Nama Wine berasal dari akronim Wine Is Not an Emulator. Namun sering juga diartikan Windows Emulator.
Cara Wine Mengemulasi
Pada
intinya, Wine adalah implementasi dari Windows Application Programming
Interface (API) library (pustaka), dia berlaku sebagai jembatan antara
program Windows dengan Linux. Program-program di linux memiliki
instruksi yang berbeda dengan program-program Windows (kernel Linux dan
Windows saja sudah tidak sama). Wine sebagai sebuah lapisan
kompatibilitas, ketika sebuah program Windows menjalankan fungsi yang
tidak dimengerti oleh Linux, Wine akan menterjemahkan instruksi dari
program itu sehingga didukung/dimengerti oleh sistem Linux. Begitulah
cara Wine mengemulasi.
Sejarah Wine
Bob
Amstadt (pemimpin awal proyek) dan Eric Youngdale memulai proyek Wine
pada 1993 sebagai cara menjalankan aplikasi Windows di Linux.
Terinspirasi dari Sun Microsystem’s Public Windows Initiate and Wabi
(sebuah usaha mendapatkan Windows API dengan penuh, diimplementasikan
pada domain publik, yang kemudian diruntuhkan oleh Microsoft pada 1996)
untuk sistem operasi Solaris, aslinya ditujukan untuk aplikasi Windows
3.x (16 bit), walaupun selanjutnya difokuskan pada aplikasi 32-bit yang
lebih dominan. Proyek ini berasal dari diskusi di Usenet pada
comp.os.linux pada Juni 1993. Alexandre Julliard menggantikan mereka
memimpin proyek sejak 1994.
Daripada
mengimplementasikan emulator, Wine menerapkan sebuah compatibility
layer (lapisan kompatibilitas), menyedakan implementasi alternatif dari
DLLs yang program Windows panggil, dan memroses untuk menggantikan
kernel Windows NT.
Pengembang
Wine menulis software ini secara khusus untuk Linux, namun Mac OS X,
FreeBSD, dan Solaris juga dapat memakainya dengan baik kini. Wine
tersedia untuk distribusi BSD yang lain seperti OpenBSD dan NetBSD
melalui pengumpulan port dari OpenBSD dan NetBSD pkgsrc. Walaupun
waktunya terlambat, namun Wine juga tersedia untuk Windows.
Proyek
ini membuktikan konsumsi waktu dan kesulitan para developer, paling
banyak dikarenakan ketidaklengkapan dan ketidakbetulan (incomplete and
incorrect) dokumentasi dari Windows API. Saat Microsoft telah
mendokumentasikan sebagian besar fungsi Win32, beberapa hal seperti file
format dan protokol tidak dispesifikasi oleh Microsoft. Ada juga
beberapa fungsi low level takterdokumentasikan dan bugstak
jelas yang harus diduplikasikan oleh Wine secara presisi dalam hal
membuat aplikasi bekerja dengan baik. Sebagai konsekuensinya, tim Wine
harus membangun ulang banyak fungsi panggil dan format file.
Wine
sesungguhnya dirilis di bawah MIT License yang sama seperti X Windows
System, namun memperlihatkan kekuatiran tentang versi propietary dari
Wine tidak membuat modal mereka kembali pada proyek inti, karena itu
pada Maret 2002 digunakanlah LGPL untuk lisensinya.
Kandidat
rilis pertama untuk versi 1.0 telah dirilis pada 9 Mei 2008. Setelah
empat kandidat rilis, versi 1.0 Wine telah dirilis pada 17 Juni 2008 setelah 15 tahun pengembangan.
Fungsionalitas
Pada
pertengahan 2007, Wine telah berhasil menjalankan beberapa software
dengan stabilitas yang baik dan sebagian software dengan masalah minor.
Sebagian besar DLL bawaan Microsoft Windows yang dibutuhkan untuk
eksekusi Windows binary 32-bit telah kompatibel dengan Wine. Developer
dari bagian Direct3D dari Wine telah melanjutkan implementasi fitur baru
seperti Pixel Shader untuk menambah dukungan terhadap game. Wine juga
dapat menggunakan DLLs bawaan langsung, demikian menambah
fungsionalitasnya, namun keudian sebuah lisensi untuk Winows dibutuhkan
kecuali DLLs tersebut didistribusikan bersama dengan aplikasi itu
sendiri.
winecfg adalah
GUI konfigurasi yang dipaketkan bersama Wine. Winecfg membuat
konfigurasi Wine lebih mudah dengan membuat edit registry langsung tidak
dibutuhkan, walaupun jika dibutuhkan itu dapat dilakukan dengan
regedit.
AppDB adalah
sebuah database bentukan komunitas yang berisi daftar software apa saja
yang bekerja, dan bagaimana baik mereka bekerja dengan Wine.
Aplikasi Third-Party
Beberapa
aplikasi membutuhkan tweaking lebih daripada diinstal secara sederhana
untuk bekerja dengan baik, seperti mengkonfigurasi manual Wine untuk
menggunakan Windows DLLs tertentu. Wine tidak mengintegrasikan yang
seperti itu, malahan lebih memfokuskan semata-mata pada meng-improve
implementasi Windows DLLs. Saat pendekatan ini memfokuskan pengembangan
Wine pada kompatibilitas long-term (waktu lama), itu membuatnya sulit
untuk pengguna menjalankan aplikasi yang memerlukan workaround. Sebagai
konsekuensinya, banyak aplikasi third-party yang seperti itu tidak
berjalan pada Wine. Aplikasi third-party berikut disebutkan dalam
halaman The Wine Wiki yang berisi aplikasi third-party lawas dan
terkini.
- Winetricks, adalah sebuah script kecil untuk menginstall beberapa komponen dasar (seperti Windows DLLs dan fonts) membutuhkan beberapa aplikasi untuk berjalan dengan benar di bawah Wine. Proyek Wine akan menerima laporan bugs dari pengguna Winetricks, tidak seperti kebanyakan aplikasi third party.
- Wine-Doors, adalah sebuah tool manajemen aplikasi untuk GNOME yang menambah fungsionalitas Wine. Wine-Doors adalah alternatif dar WineTools yang bertujuan memperbaiki ftur WineTools dan memperluas ide orisinal dengan pendekatan desain modern.
- IEs4Linux, sebuah utiliti untuk menginstall semua versi Internet Explorer dari versi 4 sampai 6 dan segera akan mendukung IE 7, secara default engine IE 7 terinstall jika Anda memilihnya.
- PlayOnLinux, sebuah aplikasi untuk memudahkan instalasi game Windows melalui Wine. Dia menggunakan sebuah script database online untuk mengaplikasikan games yang berbeda yang membutuhkan konfigurasi berbeda pula, dan jika game itu tidak ada dalam database, sebuah instalasi manual dapat dilakukan. Program lain dapat juga diinstall dan masing masing diletakkan pada sebuah container berbeda (WINEPREFIX) untuk menghndari interferensi dari satu program pada lainnya dan menghindari isolasi. Cara yang sama seperti yang dilakukan CrossOver.Aplikasi 64-bit
Pada
dasarnya Wine tidak bisa menjalakan aplikasi Windows 64-bit, namun
dapat menjalankan sistem operasi 64-bit. Sejak hampir semua aplikasi
Windows tersedia untuk versi 32-bit, dukungan aplikasi Windows 64-bit
adalah prioritas bawah, dan direncanakan setelah Wine versi 1.0
Pada sistem Linux 64-bit, dukungan untuk 32-bit aplikasi Windows ditangani olehlinking dengan dependensi shared library -nya Wine 32-bit.
Bagaimana Mendapatkan Wine?
Pertama,
dimanakah kita bisa memperoleh Wine? Wine sebenarnya sudah disertakan
dalam distro-distro besar Linux, tapi bila Anda tidak menemukannya, bisa
didapatkan melalui internet. Situs resmi Wine beralamatkan http://winehq.com
Bila
Anda merasa melakukan compile sulit karena file-nya berupa source code,
bisa mencari website yang menyediakan paket RPM atau DEB yang bisa
langsung diinstall. Paket RPM (RedHat Package Manager) bisa diinstall
pada distro RedHat, Mandriva, PCLinuxOS, dan turunan serta keluarganya.
Sedangkan DEB adalah paket khusus untuk Debian. Jadi Anda yang punya
Ubuntu, Fluxbuntu, Edubuntu, serta buntu-buntu lain pokoknya sekeluarga
bisa menginstal paket DEB. Ekstension untuk RPM adalah*.rpm sedang DEB *.deb .
Terserah Anda mau instal cara bagaimanapun juga, yang terpenting bisa
jalan di PC Anda. Juga usahakan paket yang Anda download adalah versi
terbaru, karena versi terbaru biasanya lebih stabil dari versi
sebelumnya. Di sini kita menggunakan Wine 1.1.4
Cara
menginstalnya tidak perlu dijelaskan, jadi kita langsung saja. Setelah
berhasil diinstall, Wine akan muncul di startmenu. Kali ini akan dibahas
pemakaian Wine di Mandriva Spring 2008 dengan dekstop KDE. Kita
sebaiknya mengetahui software apa saja yang ada di dalam Wine.
Paket Wine berisi:
- File Manager : Fungsinya untuk menjalankan/mengemulasi software yang akan diinstall/diexecute.2. Notepad : Sama dengan milik Windows, untuk mencatat hal kecil, membuka source code, edit HTML, dan lainnya.3. Program Manager: mengelola program, membuat group program yang bisa di- execute langsung. Kurang lebih fungsinya sama seperti File Manager, tapi lebih tertutup.4. Registry Editor : Fungsinya mengurus Registry untuk aplikasi yang diinstal melalui Wine, namun masih kurang komprehensif.5. Software Manager: inilah Add/Remove program-nya Wine.6. Configurator : Mengatur konfigurasi internal Wine.7. Minesweeper : Game mini Minesweeper mirip milik Windows.
Pemakaian Wine
Menginstall dan Uninstall
Cara Meng-install Software
Mari
kita mulai menggunakanWine. Kita bisa mulai menggunakan software
kesukaan kita. Di sini saya akan memberikan contoh menginstall SMPlayer,
sebuah multimedia player dengan codec yang lengkap. Software ini
berjalan pada Windows XP, dan tentunya berlisensi freeware. Anda bisa
mendapatkannya darihttp://smplayer.sourceforge.net atau di bonus CD/DVD majalah PC Media, karena mereka biasanya menyertakannya.
- Pertama, yang harus kita lakukan adalah mendapatkan file installernya. Bisa dari CD/DVD, atau yang lain.
- Kedua, kita execute file installer itu sama seperti di Windows. Caranya kita klik kanan pada file installer itu lalu pilih OpenWith File Manager. Atau dengan membuka lewat Menu> Application > Wine > File Manager.
- Ketiga, sesudah itu instalasi akan dimulai. Lakukan klik OK dan konfigurasi install seperti biasanya, karena caranya sama persis. Bisa saja kita buat shortcut di dekstop kalau mau.
- Keempat, kita coba jalankan software-nya. Masuk dari Menu > Application > New Application> SMPlayer. Mungkin Anda bertanya kenapa tidak disertakan di tab application langsung, itu karena ini bukan aplikasi asli Linux (hasil emulasi) dan nanti bisa kita pindahkan ke tempat lain.
- Kelima, nikmati hasilnya.
Nah,
ini salah satu contoh cara instasi software melalui Wine. Pada aplikasi
lain, caranya pun sama, tidak akan berbeda jauh. Sedikit info,
menjalankan aplikasi melalui compatibility layer atau emulator akan
lebih lambat daripada yang tidak.Karena itu tadi tentunya, dia harus
menterjemahkan perintah yang tidak dimengerti OS menjadi dimengerti.
Jadi Anda harus sabar ketika menjalankan software kesayangan Anda
melalui Wine.
Cara Membongkar / Uninstall Software
Langkah
selanjutnya yang patut diketahui adalah uninstall. Caranya dengan
menggunakan Software Manager. Langkahnya sederhana, masuk dari Menu > Applications > Wine > Software Manager. Kemudian Pilih SMPlayer dan klikAdd/Remove Button. Tunggu sebentar dan jalankan pembongkaran/uninstall seperti biasa.
Tambahan
Program Manager
Mungkin
Anda masih merasa bingung memakai beberapa program di dalam Wine. Kali
ini kita bahas mengenai cara memakai Program Manager. Sebelumnya mari
kita ketahui dulu bahwa dalam paket instalasi Wine 1.1.4 ini tidak
terdapat dokumentasi atau help yang jelas, jadi agak sulit
menggunakannya. Tapi tidak masalah, di sini akan kita coba belajar
memakai Program Manager untuk mengerti fungsinya.
- Pertama, buka Menu > Applications > Wine > Program Manager.
- Kedua, amati dengan seksama apa saja yang ada dalam tampilannya. Apakah Anda mulai terbiasa? Di sini ada beberapa fungsi yang masih belum di-implementasikan dan selalu menampilkan pesan error ketika dibuka (bug). Abaikan saja hal ini dan mulailah dari menu File.
- Ketiga, klik menu File > New. Terbuka kotak dialog New, dan pilihlah Program Group
- Keempat, beri nama pada dua kotak isian sesuai program yang akan dijalankan, tapi boleh juga sesuka hati. Lalu klik OK. Abaikan pesan yang muncul dengan klik OK juga.
- Kelima, pilih File > Execute. Anda bisa langsung memasukkan path software yang akan dijalankan melalui Command Line bar. Atau melalui tombol Browse dan memilih langsung softwarenya. Sesudah itu klik OK, tunggu beberapa saat sampai software dijalankan.
Sampai
di dini kita sudah mengetahui fungsinya. Ternyata tidak beda jauh
dengan File Manager. Jika Anda merasa terlalu bertele-tele, langsung
saja masuk ke File > Execute dan pilih file yang akan di eksekusi.
Anda bisa memilih file installer ataupun executable.
Registry di Wine : Regedit
Wine
juga memiliki sistem registry seperti Windows. Registry di sini
fungsinya adalah mengatur peregisteran software-software yang diinstall
melalui Wine. Juga termasuk menyimpan semua setting yang Anda ubah
melalui Winecfg (Configurator), kecuali setting drive. Di dalam Windows,
Registry adalah gudang pusat untuk konfigurasi aplikasi dan sistem
operasi.Dan Regedit adalah utility untuk mengutak-atik konfigurasinya.
Demikian juga di Wine, Wine mengimplementasikan Registry dan beberapa
setting yang tidak ditemukan pada Winecfg dapat diubah di dalamnya.
Sekaligus dapat diedit pula dengan Regedit, sama seperti di Windows.
Sebenarnya
kenyataan Wine menggunakan Registry juga menuai kontroversi. Beberapa
orang berpendapat isinya terlalu banyak seperti milik Windows. Untuk
menghadapi hal ini, ada beberapa hal yang harus diluruskan. Pertama,
tidak mungkin menghindari implementasi registry secara simpel karena
tiap aplikasi meminta untuk bisa menyimpan setting mereka di dalam
Registry . Dalam hal Wine menyimpan dan mengakses setting dalam
konfigurasi terpisah akan membutuhkan kode yang secara dasar melakukan
hal yang sama dengan Win32 API’s yang telah diimplementasikan oleh Wine.
Akhirnya, tidak seperti Windows, registry-nya Wine ditulis dalam plain
text dan dapat diubah menggunakan text editor apapun.
Cara Menggunakan Registry-nya Wine
Kita
mulai dari struktur registry-nya. Tidak perlu menjelaskan ini-itu,
langsung saja inilah key registry dasar yang sebaiknya Anda ketahui:
HKEY_LOCAL_MACHINE
Ini
adalah root key fundamental (dalam Windows 9.x disimpan pada hidden
file system.dat) berisi semua yang menyinggung instalasi Windows
sekarang (yang sedang Anda jalankan).
HKEY_USERS
Ini
adalah root key fundamental (dalam Windows 9x disimpan dalam hidden
file user.dat) yang berisi data konfigurasi untuk setiap instalasi yang
dilakukan user.
HKEY_CLASSES_ROOT
Ini
adalah sebuah link/taut pada HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Classes.
Berisi data yang mendeskripsikan hal-hal seperti asosiasi file, handle
dokumen OLE, dan kelas-kelas COM.
HKEY_CURRENT_USER
Ini adalah sebuah link/taut pada HKEY_USERS\username_anda , didalamnya berisi hal-hal seperti konfigurasi pribadi Anda.
Setelah
Anda menjelajahi registry-nya Wine, apa pendapat Anda? Adakah kesan
khusus? Ya, tampilan dan isinya sangat mirip dengan milik Windows. Namun
jangan salah, tidak sama persis lho! Ada beberapa perbedaan besar.
Namun bagaimanapun cara pakainya tidaklah jauh berbeda dengan Windows.
Jadi jangan takut mencoba.
- Gunakanlah Regedit untuk mengubah konfigurasi registry. Mirip seperti di Windows, Regedit menyediakan tampilan level system dari registry yang berisi semua key. Untuk navigasi melalui registry, klik pada key di sebelah kiri untuk membuka lebih dalam lagi. Untuk menghapus sebuah key, klik kanan pada key itu dan pilih “Delete”. Untuk menambahkan sebuah key, klik pada key itu dan pilih New > Key. Klik kanan dan pilihlah “Modify” untuk memodifikasi sebuah key. Sama juga cara mengubah key dan nilai/value melalui klik kanan.
Semua setting yang menjadi pusat perhatian untuk pemakai Wine berada diHKEY_CURRENT_USER\Software\Wine karena sebagian besar setting yang Anda ubah dalam winecfg ditulis di dalam area ini.
trims gan infonya
BalasHapus